Kamis, 17 Februari 2011

Menyeramkan

Suatu hari, saya pulang kampung setelah 4 tahun lamanya tidak bertemu dengan orang tua saya. Perjalanan yang sangat melelahkan dari Kalimantan ke kota kecil yang bernama Kertosono di Jawa Timur. Dari Kertosono pun saya harus naik becak ke dusun yang kecil dan sepi yang disebut Gondang Tanjung. Itulah desa saya  tempat saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya. saya adalah anak ke 9 dari 11 bersaudara dan sekarang yang tinggal di rumah hanya kakak saya dan adik saya menemani orang tua saya dirumah. Sesampai di rumah, orang tua saya menunjukkan kamar tidur saya yang lama sudah saya tinggalkan. Ketika masuk kamar, saya pun heran karena semua tertata persis seperti dulu waktu saya tinggalkan. Hal pertama yang saya lakukan adalah membuka jendela kamar saya, saya sangat kaget melihat keluar jendela kamar  tidur saya. Nampak rumah yang sangat tua,tidak berpenghuni yang sangat tidak terurus. Saya pun berkata dalam hati “rumah itu dulu bagus, kenapa sekarang seperti ini?”. Saya pun langsung ingat cerita orang-orang  mengenai rumah itu, bahwa dulu rumah itu adalah tempat maaf “pembantaian  G 30 S PKI, dan rumah tersebut terkenal sangat berhantu. Para premanpun kadang lari ketakutan melewati rumah itu pada waktu malam hari.
Suatu malam setelah bercengkerama dengan keluarga  saya pun langsung ke kamar tidur. Yang selalu saya lakukan adalah mematikan lampu kamar tidur dan membiarkan jendela terbuka, pikiran saya pun sempat melayang-layang memikirkan rumah itu, tapi saya terus meyakinkan hati bahwa hantu itu tidak ada. Doa-doa pun saya ucapkan satu persatu, dari ayat kursi sampai yang lain-lainnya. Akhirnya saya pun tertidur juga.dengan menghadap tembok memeluk sebuah guling.
Tak lama kemudian saya pun terbangun di malam itu, dan saya pun tidak bisa melihat apa-apa karena lampu saya matikan,yang saya dengar hanya angin yang sangat deras menghantam daun-daun dan seng rumah saya.
Tiba-tiba, saya merasa ada “seseorang” yang baru duduk di samping saya, di atas tempat tidur .Sayapun tidak berani melihat, mata saya hanya di depan tembok sambil memeluk guling, saya bisa merasakan berat badannya duduk di samping saya. Kemudian saya bisa merasakan “dia” mulai membaringkan tubuhnya di samping saya, keringat saya pun bercucuran bibir saya pun komat kamit membaca seluruh doa-doa yang saya hafal….
Tapi, tidak ada perubahan “dia” pun belum pergi dan tidak mau pergi  dari samping saya. Bayangan saya pun sesosok pocongan yang bermuka sangat mengerikan sedang menantikan saya, saya pun gemetaran membayangkan nya   Tak lama kemudian saya pun mendengar suara “dia” mengaruk kayu tulang tempat tidur saya…. “kruk…kruk…kruk….kruk” saya pun langsung membayangkan betapa panjangnya kuku tangannya.
Saya pun ga henti-henti membaca doa-doa dengan keringat dingin bercucuran dan suara itu terus dan terus , keras dan semakin keras. Saya pun masih bisa merasakan “dia” di samping saya.
Saya pun akhirnya, mengepalkan tangan saya,
saya sudah ga tahan
Di bayangan saya, saya berbalik
dan memukul “dia”
saya pun dengan gemetaran mengepalkan tangan saya dengan sambil membaca ayat-ayat kursi
dan ternyata waktu saya benar-benar mau berbalik terdengar suara
“kak aku tidur sini ya, di kamarku banyak nyamuk aku ga bisa tidur”
Begitu kaget nya saya mendengar suara itu, ternyata “dia” yang tidur di sebelah saya adalah adik saya dan suara seperti garu kan(kruk…kruk,,kruk) tersebut adalah suara tikus dalam lemari memakan buku yang sudah tua. Akhirnya saya pun menyalakan lampu kamar saya dan menceritakan semua dengan adik saya, bukanya simpatik tapi adik saya tambah ketawa terbahak bahak..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar